Evolusi Khawarij dalam Diri ISIS

Evolusi Khawarij dalam Diri ISIS

Evolusi Khawarij dalam Diri ISIS

Ideologi

ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengikuti ideology garis keras Al-Qaidah dan mematuhi prinsip prinsip jihad global. Seperti Al-Qaidah dan kelompok kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari ideology Ikhwanul Muslimin, kelompok pertama di dunia islam di akhir tahun 1920-an di Mesir yang mengikuti interpretasi (penafsiran) anti barat yang ekstrim islam, mempromosikan kekerasan sectarian dan menganggap mereka yang tidak setuju dengan penafsiran sebagai kafir dan murtad. Atas tindakannya yang merusak pusara-pusara suci dan pembongkaran kuburan para nabi dan aulia’ yang shaleh di Irak, mufti pemerintah Mesir, Prof.Dr.Syauqy Allam mengecam tindakan ISIS dan menganggapnya tidak sesuai dengan ajaran madzhab islam yang manapun dan bertentangan dengan kewajaran manusia.

Bahkan, ISIS dianggap lebih berbahaya ketimbang Al-Qaidah, karena mempunyai ribuan personel pasukan perang, yang siap mendeklarasikan perang terhadap mereka yang di anggap bertentangan atau menentang berdirinya negara islam. Mereka menjadi kekuatan politik baru yang siap melancarkan serangan yang jauh lebih brutal dari pada Al-Qaidah. Gerakan revolusi yang mulanya mempunyai misi muliya untuk menggulingkan rezim otoriter ini berubah menjadi tragedi. ISIS menjadi sebuah kekuatan baru yang siap melancarkan perlawanan sengit terhadap rezim yang berkuasa di anggap tidak mampu mengemban misi terbentuknya Negara islam. Ironisnya, mereka mengabsahkan kekerasan untuk menindas kaum minoritas dan menyerang rezim yang tidak se jalan dengan paradigma negara islam. ISIS menjadi kekuatan politik riil dengan ideologi yang jelas dan wilayah yang di duduki dengan cara-cara kekerasan.

 

Sejarah ISIS (Negara Islam Iraq dan Syam)

ISIS sebelumnya adalah bagian dari Al-Qaidah. Dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi. ISIS sempat menyatakan diri bergabung dengan Front Al-Nusrah, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di suriah. Namun karena metode ISIS di anggap bertentangan dengan Al-Qaidah lantaraan telah berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sectarian di Iraq dan Suriah, ISIS dianggap tidak lagi sejalan dengan Al-Qaidah. Sebagai balasannya, Front Al-Nusrah lalu melancarkan serangan perlawanan terhadap ISIS guna merebut kembali kontrol atas Abu Kamal, wilayah timur Suriah yang berbatasan dengan Irak. Namun karena kebrutalan dan ambisi dari ISIS yang tidak segan melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap para penentangnya, ISIS bisa menguasai sebagian besar wilayah Irak . Bahkan dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ISIS mendeklarasikan Negara Islam di sepanjang Irak dan Suriah dan juga menyatakan Al-Baghdadi akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia. 

Pada 15 Mei 2010 M. diangtkatlah pemimpin baru yaitu Abu Bakar Al-Baghdadi untuk menggantikan Abu Umar Al-Baghdadi yang meningggal. Seiring dengan Revolusi di Jazirah Arab yang dikenal dengan “Musim Semi Arab” dalam menumbangkan para diktator  seperti yang terjadi di Tunisia, Libya dan Mesir, maka terjadi pula revolusi di Suriah, hanya demonstrasi rakyat di Suriah disambut dengan kekerasan dari Tentara Presiden Bashar Asad. Akibatnya rakyat Suriah melakukan perlawanan dalam kelompok-kelompok bersenjata. Kelompok-kelompok ini dibantu oleh pejuang luar negeri termasuk dari Negara Islam Irak. Dan ketika kelompok-kelomkpok pejuang rakyat Suriah ini mampu membebaskan beberapa kota termasuk wilayah perbatasan dengan Irak maka menyatulah beberapa  kota di Irak dan di Suriah dalam kontrol Negara Islam Irak.

Kenyataan ini akhirnya membuat Negara Islam Irak mendeklarasikan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) pada 9 April 2013  M. dengan pemimpinnya, Abu Bakar Al-Baghdadi. Pada Maret 2014 wilayah yang di kontrol oleh Negara ISIS meliputi 400.000 km2 yang berarti lebih luas dari beberapa Negara Arab seperti Qatar, Emirat Arab, Bahrain, Yaman , Lebanon dan lain-lain

Tidak seperti di wilayah Iraq, maka di wilayaah Syuriah ISIS terlibat konflik dengan kelompok pejuang Suriah lain seperti An- Nusrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar As -Syam dan lain-lain. Untuk meredakan konflik antar kelompok pejuang Suriah ini , para ulama’ yang dianggap netral menggelar inisiatif untuk membentuk mahkamah syariah.Tetapi inisiatif ini tidak berjalan, karena ISIS menolak pembentukan mahkamah syariah. Akibat dari penolakan ini dan karena statemen-statemen ISIS yang menyatakan bahwa kelompok kelompok lain sebagai kafir (takfir),maka kelompok lainnya menganggap ISIS sebagai khawarij. Sehingga para ulama’ membagi konflik di suriah menjadi 3 pertentangan aliran yaitu: Syiah(dari pemerintah pimpinan presiden Bhasar Assad),kemudian kelompok Khawarij (ISIS) dan kelompok Ahlussunnah Waljamaah (dari kelompok pejuang Suriah lainnya seperti Jabhat An- Nusrah, Ahrar As- Syam,  Jabhah Islamiyah dan lain-lain).

Sekilas tentang ISIS  membuat kita mengingat masa di abad pertama, Pada masa khalifah sayyidina Ali RA. yang mempunyai banyak tragedi, di antaranya kelompok Khawarij yang serba menyalahkan ke dua belah kubu (Sayyidina Ali dan Mu’awiyah RA.), dengan menggunakan kalimat sakral “ لاَ حُكْمَ إِلَّا لِلهِ “ ,  mereka mempunyai asumsi dan menolak bahwa hukum yang disampaikan oleh sayyidina Ali RA. tidak mendapat legalitas dari syari’at, sehingga mereka menolak hukum-hukum yang direalisasikan olehnya (sayyidina Ali RA.). Bahkan mereka menghalalkan darah, harta dan membantai orang-orang atau kelompok yang memmbenarkan Sayyidina Ali RA. dan Muawiyah .

Ideologi yang diterapkan oleh kelompok Khawarij memiliki sisi kemiripan secara umum dengan kelompok ISIS (Islam state of Iraq and Syam) yaitu: Ideologi yang diusung menggunakan latar belakang kekerasan, menghalalkan darah, harta dan membantai kelompok yang tidak sepaham dengan paradigma ideologi  mereka,  gampang mengkafirkan (takfir) kelompok lain.

Adanya evolusi (kemiripan) Khawarij dalam diri ISIS, bisa dijadikan justufikasi (pembuktian kebenaran) bahwa ISIS merupakan anakan atau penerus Khawarij yang mengadopsi sebagian ideologi dan kebiasaannya (Khawarij)  di dalam melakukan revolusi pemerintahan.

Di samping itu ISIS bisa di katakan suatu kelompok yang secara khusus mempunyai kolerasi (Hubungan atau keterkaitan) dengan kelompok-kelompok  terdahulu seperti: Ikhwanul muslimin, Al-Qaidah, Wahhabi ketika diteliti dari beberapa hal :

          I.                   Tujuan: ISIS memprioritaskan tujuan utamanya pembentukan negara islam (Daulah Islamiyah) yang di pimpin oleh seorang khalifah dan menyatakan wilayah okupasi di Irak dan Suriah sebagai ke khalifaan baru. Tujuan ini mempunyai kesamaan dengan Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir,tetapi terjadi perbedaan yang signifikan, ISIS jauh lebih kejam dengan melakukan serangan sektarian dan memaksakan hukum syariah secara segera;

       II.                   Perekrutan dan pelatihan militer: ISIS mengadopsi cara perekrutan dan pelatihan militer dari Al-Qaedah karena memang asal muasal ISIS adalah simpatisan Al-Qaedah;

     III.                   Ideologi atau Aqidah: ISIS mempunyai korelasi (keterkaitan) dengan Wahhabi di tinjau dari beberapa poin: Hanya mengenal bahasa kekerasan, menutup telinga dari pendapat atau opini orang lain, gampang mengkafirkan yang bersebrangan dengan dirinya dan mempunyai ambisi untuk membongkar tempat-tempat bersejarah. Keterkaitan ini  juga diperkuat oleh pernyataan kolumnis timur tengah yaitu Fahmy Huwaidy dan Dr. Kholid Ad Dakhil dosen ilmu politik Universitas Raja Suud (King Suud) yang diterbitkan oleh Koran “ Al- Hayah “ di London pada 21 – 09 - 2014 dengan judul  Introspeksi Wahhaby Selalu Terlambat.

Sikap dan antisipasi kita dalam meminimalisir gerakan reformasi yang kerap digembar-gemborkan di dunia timur khususnya Iraq dan Syam; mengadakan introspeksi diri di setiap tindakan kita. Apakah ISIS itu mimang benar sesuai dengan syari’at mengenai tujuannya di dalam mendirikan negara islam yang disertai dengan ideologi ala Khawarij dan semacamnya ? .

Allah SWT. berfirman :

 

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِا لْأَخْسَرِيْنَ أَعْمَالاً أَلَّذِيْ ضَلَّ سَعْيُهُمْ مِنَ الْحَياةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يُحْسِبُوْنَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا أُولٌئِـكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِأَيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ وَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلاَ نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (سورة ألكهف :105-103)             

  Artinya : “ katakanlah! “. “ Apakah kami beritahukan kepada orang-orang yang paling merugi perbuatannya ? “. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu adalah orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap[perjumpaan dengan Dia), maka hapuslah amalan-amalan mereka , dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. “ (QS Al-Kahfi : 103-105)

Di dalam tafsir Al-Alusi disebutkan :

Abdullah bin Kiwa’ bertantanya kepada sayyidina Ali bin Abi thalib mengenai mereka (orang-orang kafir) lantas ia menjawab “ di antara mereka adalah Khawarij “ , jawaban sayyidina Ali tersebut menyisakan pertanyaan ketika menggolongkan kelompok Khawarij kegolongan orang-orang kafir ; karena sejatinya mereka tidak mengingkari kebangkitan. Pertanyaan tersebut dijawab, bahwa jawaban sayyidina Ali yang menyebutkan “ di antara “  bukan menyamakan kelompok khawarij denggan orang-orang kafir sepenuhnya. Namun hanya ingin menegaskan bahwa kelompok Khawarij adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.