Makna Penting dalam Haul Pendiri Pondok Pesantren Nurul Cholil

Makna Penting dalam Haul Pendiri Pondok Pesantren Nurul Cholil

Bandar Seri Begawan, nurulcholil.net. - Salah satu khasanah kekayaan peradaban islam di bumi nusantara ini adalah munculnya beragam tradisi, budaya, dan kultur sosial di setiap lini kehidupan termasuk diantaranya adalah tradisi pesantren dan tradisi ritual amaliah warga nahdliyyin di bumi nusantara.

Pada prinsipnya tradisi, budaya, dan kultur sosial merupakan sebuah keniscayaan. Berjalan secara natural tanpa adanya tekanan dan paksaan didalamnya. Kendati terkadang terdapat sebuah tradisi dan kultur sosial yang menyimpang  atau jauh dari norma-norma agama, karena itu rasanya cukup bijaksana apa yang telah dilakukan oleh wali songo dalam mengembangkan risalah islamiah di bumi nusantara ini yaitu pola dakwah berbasis muatan lokal. Artinya metode dakwah yg diterapkan wali songo berbasis pendekatan dan kearifan lokal bukan memberangus tradisi yang berkembang akan tetapi wali songo berupaya memasukkan nilai- nilai islam dalam tradisi tersebut sehingga praktis pola dakwahnya cepat diterima dan meluas dibumi nusantara.

Dalam konteks tradisi pesantren atau tradisi ritual warga nahdliyyin, sekedar berkelakar jika ada jamaah haji atau jamaah umrah sholat di Masjidil Haram kemudian setelah sholat membaca wiridan maka dalam benak pikiran mereka " ini pasti orang NU". Kedengarannya lucu, terkesan aneh tapi "nyata" versi kang ghufron, artinya adanya tradisi ritual amaliah warga nahdliyyin seperti maulidan, dibaiyyah, istighostah, haul, manaqiban dan lain sebagainya realitanya sampai detik ini masih ada kelompok yg merasa "nyinyir" terhadap tradisi ritual warga nahdiyyin. anehnya, semakin massif upaya mereka untuk membrangus tradisi ritual warga Nahdiyyin justru semakin meningkatkan empati  kelompok lain untuk masuk dan berlomba-lomba mengikuti tradisi amaliah warga Nahdiyyin.

Makna penting dibalik perhelatan Haul Pendiri Pondok Pesantren Nurul Cholil

Lazim terjadi di lingkungan pesantren termasuk Ponpes Nurul Cholil menyelenggarakan Haul para Masayikh atau pendiri pesantren ( KH Muntashor ) setiap bulan maulid tgl 05 Hijriyyah. Perhelatan haul tersebut diilhami oleh semangat perjuangan, dedikasi, dan ketulusan sang muassis semasa
hidupnya terhadap para santri sehingga para Alumni dan simpatisan merasa berkewajiban untuk ikut ambil bagian dalam suksesi perhelatan haul akbar setiap tahun.

Untuk memetik hikmah atau makna dalam perhelatan haul, penulis mengutip sebuah jawaban sederhana dari gubernur terpilih Hofifah Indar Parawansa usai menghadiri Haul KH Bisri Samsuri Pendiri ponpes Denanyar Jombang salah satu pendiri NU jawaban beliau "bahwa saya senang menghadiri haul para masayikh terutama para pendiri NU dengan harapan mendapatkan barokah para Masayikh atau kiai yg telah banyak memberikan ilmu pada saya sebagai penerus perjuangan para kiyai, lebih lanjut beliau berharap semoga kelak ketika menghadap kehadirat Alloh SWT masuk dalam gerbong NU dan para kiyai" nu online jatim.

Dari jawaban diatas jika ditarik dalam kwalitas kepribadian kita sebagai santri, maka bisa dipahami bahwa  jika orang sekaliber beliau disamping pengabdiannya yang tulus terhadap NU, rekam jejak dan kwalitas intlektualnya yang sudah tidak diragukan lagi, masih mengharap aliran keberkahan para Ulama', bagimana dengan kita sebagai seorang santri kemudian bagaimana sebaiknya sikap dan prilaku kita sebagai santri terhadap Kiyai?

Pertama momentum haul pendiri Pondok Pesantren Nurul Cholil ini hendaknya dapat menjadi bagian
ikhtiar para santri atau alumni untuk memelihara pertalian, sambungan (Muwasholah) secara ruhaniyah terhadap kiyai artinya kiyai memang telah tiada  dan kembali menghadap kepangkuan ilahi namun nilai- nilai perjuangan, keteladanan dan ketulusannya harus kita jadikan sebagai spirit semangat perjuangan di tengah-tengah masyarakat.

Kedua menjadi ajang pembuktian rasa bakti para santri terhadap kiyai atas jerih payah yang dipersembahkan selama hidupnya hanya untuk membimbing dan mendidik para santri, lebih daripada itu tentu tersimpan suatu harapan bahwa ilmu yg diperolehnya dapat bermanfaat, berguna saat mengabdi ditengah- tengah Masyarakat.

Ketiga momentum Haul dapat menjadi ajang silaturrohim dengan kiyai, dzurriyah kiyai, teman satu kelas, teman satu kamar, dan satu almamater sekaligus wahana mengingat kembali nostalgia kehidupan pesantren yang syarat dengan kesederhanaan.

Nah, mengingat acara haul ini sejatinya merupakan acara nya Alumni dan Simpatisan maka parameter kegagalan dan kesuksesan haul ini terletak pada seberapa tinggi kepedulian semuanya terhadap Undangan Haul Pendiri Pondok Pesantren Nurul Cholil.

Akhirnya, marilah kita sambut perhelatan Haul pendiri Ponpes Nurul Cholil dengan penuh suka cita, guyub, dan khidmat, semoga kita semua senantiasa mendaptkan siraman barokah para kiyai khususnya pendiri Ponpes Nurul Cholil, Amin.

# siap hadir
# siap berkhidmah
# salam silaturrohim

Penulis: Yadi Surya
Editor: Abdur Rohman, ST