Nisfus Sya'ban, Malam yang Penuh Keberkahan
- Rabu, 8 April 2020 03:48:32
- NC Media
- 1076 views
Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan mulia yang terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Dari beberapa malam di dalamnya, malam Nisfu Sya’ban memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam. Pada malam yang bertepatan dengan tanggal 15 Sya’ban tersebut, Allah SWT menetapkan segala keputusan yang berhubungan dengan urusan manusia, baik yang berhubungan dengan kematian, rizki, perbuatan baik maupun buruk. Semua urusan tersebut merupakan ketentuan Allah SWT hingga datangnya bulan Sya’ban di tahun berikutnya.
Allah SWT sudah berfirman dalam Alqur’an;
Ø¥Ùنَّا أَنْزَلْنَاه٠ÙÙÙŠ لَيْلَة٠مÙبَارَكَة٠إÙنَّا ÙƒÙنَّا Ù…ÙنْذÙرÙينَ ÙÙيهَا ÙŠÙÙْرَق٠كÙÙ„ÙÙ‘ أَمْر٠ØÙŽÙƒÙيمÙ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,”(QS. Ad-Dukhon: 3-4).
Yang dimaksud ‘malam yang diberkahi’ dalam redaksi ayat tersebut masih terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama. Ada yang berpendapat bahwa malam yang dimaksud adalah malam Lailatul Qodar dan sebagian yang lain berpendapat bahwa malam itu adalah malam Nisfu Sya’ban.
Dalam kitab Tafsir Al-Baghowi, sahabat ‘Ikrimah berkata, “Malam yang diberkahi tersebut adalah malam Nisfu Sya’ban. Pada malam tersebut ditetapkanlah segala urusan untuk masa satu tahun dan orang-orang yang hidup dihapus (daftarnya) dari orang-orang yang meninggal,”. [1]
Mengenai hal tersebut, Rasulullah SAW pernah menyinggung dalam sebuah hadis;
أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ، قَالَ: ” تÙقْطَع٠الآجَال٠مÙنْ شَعْبَانَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ شَعْبَانَ، Øَتَّى Ø¥Ùنَّ الرَّجÙÙ„ÙŽ يَنْكَØÙ ÙˆÙŽÙŠÙولَد٠لَهÙØŒ وَلَقَدْ خَرَجَ اسْمÙÙ‡Ù ÙÙÙŠ الْمَوْتَى
“Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; ajal seseorang ditentukan dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban berikutnya, sehingga ada seseorang bisa menikah dan melahirkan, padahal namanya sudah tercantum dalam daftar orang-orang yang meninggal,”. [2]
Selain kaitannya yang sangat erat dengan proses penentuan segala urusan umat manusia. Malam Nisfu Sya’ban juga berkaitan dengan penutupan catatan amal di tahun tersebut. Segala amal yang diperbuat oleh manusia dilaporkan tanpa terkecuali, baik yang dalam periode harian, mingguan, bahkan tahunan. Laporan harian dilakukan oleh malaikat pada siang dan malam hari. Laporan amal mingguan dilakukan malaikat setiap hari Senin dan Kamis. Adapun periode tahunan dilakukan pada malam Lailatul Qodar dan malam Nisfu Sya’ban.[3] Rasulullah SAW bersabda;
أَنَّه٠– صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ – سÙئÙÙ„ÙŽ عَنْ إكْثَارÙه٠الصَّوْمَ ÙÙÙŠ شَعْبَانَ Ùَقَالَ: إنَّه٠شَهْرٌ تÙرْÙَع٠ÙÙيه٠الْأَعْمَال٠ÙÙŽØ£ÙØÙبّ٠أَنْ ÙŠÙرْÙَعَ عَمَلÙÙŠ وَأَنَا صَائÙÙ…ÙŒ
“Sesungguhnya rasulullah SAW ditanyai ketika Beliau memperbanyak melakukan puasa di bulan Sya’ban. Beliau menjawab; Sesungguhnya bulan sya’ban adalah bulan diangkatnya amal. Maka Aku senang amalku diangkat sementara Aku dalam keadaan berpuasa,”.
Sebagai salah satu malam yang memiliki peran urgen dalam keberlangsungan umat manusia, Allah SWT juga menjanjikan besarnya ampunan yang diberikan-Nya pada malam itu. Muadz bin Jabal, sahabat Nabi, pernah mengatakan;
يَطَّلÙع٠اللَّه٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ جَمÙيع٠خَلْقÙه٠لَيْلَةَ النّÙصْÙÙ Ù…Ùنْ شَعْبَانَ ÙَيَغْÙÙر٠لÙجَمÙيع٠خَلْقÙه٠إÙلَّا Ù„ÙÙ…ÙشْرÙك٠أَوْ Ù…ÙشَاØÙÙ†Ù
“Allah memperhatikan kepada semua makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Maka Dia memberi ampunan kepada semua makhluk-Nya, kecuali kepada orang musyrik dan orang yang bermusuhan” (HR. At-Thobroni dan Ibnu Hibban). [4]
waAllahu a’lam.
Refrensi :
[1] Tafsir Al-Baghowi, juz 7 hal 228.
[2] Fath Al-Mun’in Syarh Shahih Muslim, juz 5 hal 41.
[3] Hasyiyah Al-Jamal, juz 2 hal 350.
[4] Tuhfah Al-Ahwadzi, juz 3 hal 366.