Sekolah  Formal di Dunia Pesantren

Sekolah  Formal di Dunia Pesantren

Dunia pesantren memang tidak pernah bosan untuk selalu dibicarakan. Apa yang ada dipesantren selalu membuat orang ingin selalu memperbincangkannya. Terlebih belakangan ini, pesantren semakin diminati masyarakat karena bukan hanya moral yang diajarkan di pesantren, tetapi pada saat ini pesantren juga banyak yang dilengkapi dengan  sekolah umum atau yang lebih dikenal dengan pendidikan formal. Sebab pesantren  melengkapi pendidikannya dengan pendidikan formal ini tidak lepas dari tuntutan zaman yang memang sudah membengkak akan hal demikian.

Namun yang perlu kita pahami terlebih dahulu adalah khittah dari sebuah pesantren itu sendiri. Dimana pesantren pada dasarnya mengajarkan sebuah kehidupan, tatanan bersosiologi, bukan hanya ilmu saja. maka yang disajikan pesantren untuk santri adalah tentang bagaimana hati, pikiran, ilmu, tindak tanduk, akhlak dan model pengabdiannya kepada masyarakat. Kalau di sekolahan umum yang di luar pesantren anak-anak diajarkan ilmu hanya setegah hari, kalau siang mereka akan pulang. Sehingga pendidikan jasmani, pendidikan fikiran dan pendidikan rohaninya tidak begitu diperhatikan, dan tuntutan seperti ini yang ada hanya  di pesantren. Maka dari itu, pengasuh di pesantren juga disebut sebagai murobbi ruhina (guru yang mendidik ruh) tidak hanya murobbi ilmu (guru yang mendidik ilmu).

Nah akhirnya sebuah pondok  pesantren ini  awet . Karena penyajiannya itu utuh sebagai mana di atas. tetapi karena perkembangan zaman, kebutuhannya menjadi bertambah. Kalau anak-anak kecil  dulu mainannya kelereng tapi sekarang anak-anak yang di TK saja mainannya sudah main komputer dan Handphone. Pikirannya berubah, kebutuhan hidupnya berubah, tantangannya berubah, bahaya yang datang juga berubah. Maka dari itu manhaj dirasah dan manhaj akhlak yang disajikan oleh pesantren ini harus ditambah dengan berbagai macam kebutuhan baru yang disebut dengan al- Jadidul Ashlah (barang baru yang baik) tapi jangan sampai salah pilih menjadi al-Jadidul Aqbah (barang baru tapi yang jelek).

Maka dari hal itu, pendidikan formal ini sebetulnya bisa dikatakan hanya sebagai pelengkap  dari pendidikan salaf yang memang pendidikan pokok dari pesantren itu sendiri. Dimana tujuan pesantren mengadakan pendidikan formal ini antara lain adalah supaya para santri lulusan pesantren juga bisa mendapatkan pekerjaan yang mapan bukan malah menjadi pengangguran yang memang oleh syari’at dianggap tidak baik jika menganggur. Dan hal ini memang sudah banyak terbukti pada akhir-akhir ini, banyak santri lulusan pesantren menjadi dokter dan pejabat tetapi juga hafal al-Qur’an dimana jika lulusan pesantren memadukan kedua pendidikan ini secara demikian, insyaAllah Indonesia kedepannya akan sejahtera dan tidak akan ada lagi para pejabat yang korupsi .

Jadi, akan salah bagi para santri ketika tidak memadukan dan memanfaatkan dua hal ini, apalagi jika hanya mengharapkan sebuah ijazah dari sekolah formal tersebut. Dengan tanpa  dirinya diisi dengan keilmuan yang ada di sekolah formal itu sendiri ataupun khittah dari sebuah pesantren sampai dilupakan. Sehingga pondok pesantren sebaiknya bukan hanya melengkapi pendidikannya dengan sekolah formal tetapi mesti memberikan sebuah pijakan mengenai hal ini, supaya para santri tidak hanya mengharapkan sebuah ijazah tetapi bagaimana menekan kan mereka untuk bisa mendapatkan suatu khittah di atas dengan cara-cara yang efektik.

Penulis: Abil Fawaid