MENGHAFAL NADZOM SEBAGAI BUKTI MENCINTAI ILMU

MENGHAFAL NADZOM SEBAGAI BUKTI MENCINTAI ILMU

Sudah menjadi jamak diketahui oleh khalayak umum, bahwa di dunia pesantren, para Santri di tuntut untuk menghafal bait-bait Nadzom; seperti nadzom Imrithi, Maqsud, Alfiyah, Jawahirul Maknun dan lain sebagainya. Kegiatan ini lebih kita kenal dengan istilah "MUHAFADZOH".

 

Istilah Muhafadzoh mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita kaum Santri, karena Muhfadzoh merupakan budaya Pesantren yang harus kita pertahankan dan kita lestarikan.

 

Di Pondok Pesantren Nurul Cholil (PPNC) sendiri, kegiatan muhafadzoh merupakan program tahunan yang di laksanakan dua kali dalam setahun, dinishfussanah (pertengahan tahun) dan akhirussanah (akhir tahun).

 

Senin,  (27/09/2021) bertepatan dengan tanggal 21 shofar 1443 H. PPNC menyelenggarakan Muhafadzoh Nishfussanah yang diikuti santri tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.

 

Sejarah panjang Muhafadzoh PPNC sebenarnya merupakan adopsi dari  pesantren tertentu, yang awal mulanya di pelopori oleh Agus Fajar Abdul Basyir, salah satu guru tugas dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, yang pernah mengajar di PPNC pada tahun 2002, dibantu oleh Agus H. adibuddin Qusyairi, dan Agus Qomaruddin Qushonnif, yang sampai sekarang masih aktif mengajar di PPNC.

 

"Tujuan di selenggarakannya program Muhafadzoh ini selain sebagai ajang seleksi untuk bisa mengikuti ujian madrasah, juga untuk meningkatkan intelektualitas dan kualitas santri dalam membaca kitab kuning dan memahami gramatika Arab. Sebab, kalam natsar (bukan bait nadzom) terlalu sulit untuk di pahami," Jelas Koordinator Muhafadzoh, Ust. Hamim Jaylany Ad-Dasuki, S.Pd. saat ditemui NCMedia.

 

Jika bicara hafalan (muhafazdoh) tentu ada kaitanya dengan nikmat Tuhan yang diberikan kepada kita. Toh, kita tahu otak yang Tuhan berikan kepada semua makhluknya sebenarnya semuanya sama, hanya saja bagaimana kita memanfaatkan dan mengasahnya.

 

Untuk mencapai target hafalan,  'ISTIQOMAH' merupakan cara paling efektif untuk berhasil, sedangkan 'IKHLAS' dan 'CINTA' akan ilmu merupakan jiwa yang harus selalu ada  dan tertanam dalam diri kita kaum santri,  sebagaimana dijelaskan oleh KH. Ahmad zubair, pada waktu memberi sambutan dalam pembukaan Muhafadzah ini.

 

"Proses mencari ilmu akan terasa lebih mudah dan menyenangkan bila disertai oleh keikhlasan dan rasa cinta terhadap ilmu." Jelas beliau, KH. Ahmad Zubair.

 

Pendek kata  dari penulis, sesuai dengan pengalamannya sendiri, Muhafadzoh merupakan ajang untuk memenangkan diri sendiri dalam menjalani hidup, sebab hidup yang tidak pernah dipertaruhkan untuk sesuatu apapun tidak akan pernah merasakan kemenangan.

 

Reporter: Misbahul Munir

Editor: Fakhrillah