
MENANAMKAN SIFAT SAKHA’ (DERMAWAN)
- Selasa, 7 Juni 2022 14:37:55
- NC Media
- 375 views
MENANAMKAN SIFAT SAKHA’ (DERMAWAN)
Sakha’ berasal dari awal kata “sakha yaskhu sakha’an” yang mempunyai arti “dermawan atau murah hati”.
Memiliki harta yang cukup sudah menjadi sebuah harapan setiap manusia secara lazimnya, harta yang merupakan titipan sementara dari Allah yang Maha Kuasa, harta itulah yang kadang menjadikan kita terlalu membanggakan diri atas apa yang kita miliki, sampai lupa akan siapa yang memberi.
Dari harta yang hanya bersifat mafqud (sementara), seseorang selayaknya harus memiliki sifat kona’ah, dan keharusan menjauhkan dirinya dari sifat hirsun (tamak), takabbur (sombong), sifat hirsun inilah salah satu sifat yang dibenci Allah Swt, dan hanya Allah-lah yang berhak sombong, dalam kitab Jami’ as-Shogir karya Imam Jalaluddin Bin Abi Bakar as-Suyuthi hadits kudsi telah menyatakan,
قَالَ الله عَزَّ وَجَل : الكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالعَظَمَةُ إِزَارِي ، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا قَذَفْتُهُ في النَّارِ
Artinya: “Allah mengatakan: Sifat sombong adalah selendangku dan sifat agung adalah sarungku, barang siapa merebut salah satu sifatku maka aku akan lemparkan ia pada neraka.”
Nabi Muhammad Saw. sebagai tauladan kita mengajarkan bagaimana cara agar Allah sang Pemilik Segalanya mencintai kita, sebagaimana yang yang didawuhkanya dalam suatu hadits-Nya:
خلقان يحبهما الله حسن الخلق والسخاء
” Dua perbuatan yang di cintai Allah adalah bagusnya budi pekerti dan dermawan” (al-Hadits)
Bisa kita katakan seseorang yang mempunyai sifat sakha’ ia adalah seseorang yang mempunyai kepedulian dan kecintaan tinggi terhadap orang lain.
Jika sifat sakha’ sudah terpatri dan tertanam dalam diri kita, Tidak hanya Allah yang akan mencintai kita, tapi siapa saja yang ada disekitar akan tumbuh rasa cinta dan kepedulian terhadap kita. Bahkan untuk memproleh legitiminasi keimanan yang sempurna, kepedulian dan kecintaan pada orang lain itulah yang harus kita miliki.
Toh kita tau bentuk keimanan seseorang juga bisa kita ukur dengan kecintaannya pada orang lain
عن انس رضي الله عنھ عن النبي صلي الله علیھ وسلم قال: لا یؤمن احد كم حتى یحب لاخیه مایحب لنفسه (رواه البخاري ومسلم واحمد والنسائ)
Dari Anas RA. dari Nabi Saw. bersabda, “Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (H.R Bukhori-Muslim dan An-Nasa’i)
Kedermawanan Nabi Muhammad Saw. kepada umatnya bisa kita ingat lagi bagaimana sikap Nabi Muhammad Saw. saat ada seseorang datang pada Nabi untuk meminta-minta, hari pertamanya ia datang, Nabi pun memberinya, hari kedua, Nabi pun juga memberinya, setelah berulangkali meminta-minta pada Nabi, datanglah ia terakhir kalinya saat Nabi tidak memiliki apa-apa saat itu, tapi Nabi masih mempersilahkan untuk memilih dan mengambil apa saja yang ia inginkan.
Bagi kita sebagai manusia biasa yang tidak lepas akan kecintaan pada dunia, sangatlah sulit untuk memiliki sifat sakha’, perasaan keberatan, keemanan, bahkan keserakaan tentunya tidaklah lepas dari kemanusiaan kita. Namun, sifat sakha’ tetap bisa kita miliki, jika kita awali semuanya dengan kebiasaan, Sayyidina Abu Hurairah memberi saran,
تعودوا الخير, فإن الخير عادة
Artinya: ”Biasakanlah (berbuat) baik, karena sesungguhnya kebaikan itu kebiasaan.”
Dengan kebiasaan semuanya akan terbiasa, begitulah konsep kehidupan.
Sifat Sakha’ bila kita amalkan termasuk salah satu dari amaliyah yang bernilai kebaikan. kebaikan yang kita lakukan tentunya tidaklah akan lepas dari perhatian tuhan, bahkan Allah telah menjanjikan balasan terhadap yang melakukan-Nya,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَه( الزلزلةُ: 7)
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya “ (QS. Az-Zilzal: 7)
Ayat ini bisa kita perkuat dengan hadits Qudsi:
من حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ)
Artinya: “Dari hadits Abi Qurairah RA. Rasulullah mengatakan, (Allah mengatakan: bersodaqohlah maka aku akan memberimu sodaqoh (balasan)”
Walhasil, kedermawanan yang bernilai kebaikan inilah yang bisa menjadikan pelantara kita dekat pada tuhan, perhatian dan kasih sayang Allah yang lebih bisa kita peroleh saat kita mencoba berbuat kebaikan.
Oleh: Mishbahul Munir (Siswa III Aliyah)