Seminar “Ancaman Idologi Trans-Nasional Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia”
- Selasa, 30 Agustus 2022 11:16:29
- NC Media
- 844 views
Seminar “Ancaman Idologi Trans-Nasional Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia” di adakan oleh DP2 MAC (Dewan Pimpinan Pelajar Madrasah Asrorul Cholil ) bersama Gus Islah Bahrawi (Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia) terlihat berjalan khitmat dan lancar. Selasa, (30/08/2022) M.
Seminar yang di adakan di gedung Aula Pondok Pesantren Nurul Cholil ini di ikuti seluruh siswa MAC dan Mahasantri Ma’had Aly Nurul Cholil dan di buka secara resmi oleh KH. Abdullah Zubair selaku majlis pengasuh.
Setelah acara resmi dubuka, Lantunan ayat al-Qur’an yang dibacakan Ust. Abdul Aziz pun menjadikan suasana ruangan gedung terasa tenang dan nyaman.
KH. Zainal Arifin Zubair dalam sambutanya menyampaikan “salam hormat dan terima kasih saya haturkan atas kesudian hadirnya Gus islah Bahrawi dalam kesempatan yang penuh berkah ini”. Dawuh-nya dalam sambutan Rais ‘Am MAC.
Hadir juga dalam seminar kali ini, KH. Hasyim Zubair (ketua Umum Pesantren).
Terdengar dalam paparanya beliau bahwa idiologi Trans-Nasional adalah ajaran baru yang mengandung konten konten dan subtansi idiologis yang datang dari luar masuk ke Indonesia, dan yang paling bahaya hari ini itu ada dua Gerakan Trans Nasional, satu Gerakan Salafisme-Wahabisme, dan yang kedua adalah Gerakan Trans-Nasional Khilafisme.
Setiap kelompok radikal itu selalu menunggangi agama terbesar dimana tempat itu, kalau wilayah itu mayoritas muslim, teroris, radikalis yang menunggangi agama islam itu pasti ada di tempat itu, dalam artian ditempat mayoritaslah mereka akan berkembang. Ungkap Gus Islah Bahrawi saat di wawancarai tim media pesantren (NC-Media) terkait dimana sebenarnya ladang yang sangat berpotensi berkembangnya pemikiran dan Gerakan radikalisme di Indonesia.
Diakhir acara kali ini, terlihat ada penyerahan cindra mata oleh KH. Fathurrosi Zubair terhadap Gus Islah Bahrawi sebagai tanda terima kasih atas kehadiranya ditengah tengah santri Nurul Cholil.
Reporter & Tata Bahasa: MM